Pada hari Jumat, 30 September 2015, saya melihat sepasang laki - laki
dan perempuan yang sedang berjalan di Kebun Raya Bogor. Saat saya hampiri untuk
wawancara, laki - laki yang ternyata bernama Adhie itu dengan ramah menyetujui
permintaan saya.
Pak Adhie berusia 46 tahun dan memiliki 2 orang anak. Pak Adhie
merupakan seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Siang itu,
Pak Adhie sedang menghabiskan hari liburnya di Kebun Raya Bogor bersama
istrinya, “iya, kebetulan saya libur, ya jalan – jalan aja sama istri,” kata
Pak Adhie. Saat saya menanyakan kegiatan apa yang biasa ia lakukan saat
memiliki waktu luang, Pak Adhie menjawab, “apa ya, saya suka refreshing sih,
ngelepas penat, jalan – jalan,” ujarnya. “sebisanya kalau ada waktu luang
maunya beraktifitas sama keluarga, di tempat yang alam – alam, biar anak – anak
bisa merasakan alam, ngga di Jakarta aja.” Setelah saya tanyakan lebih lanjut,
Pak Adhie menjelaskan bahwa dirinya memang sangat menyukai alam, dan ia menginginkan anak –
anaknya untuk juga bisa menyukai dan menghargai alam seperti dirinya, “jalan –
jalan gini aja sih biasanya nikmatin alam,” jelas Pak Adhie saat ditanyakan
aktifitas yang ia biasa lakukan di tempat yang bertema alam
Saat saya tanyakan kriteria tempat yang ia sukai saat leisure time,
Pak Adhie menjelaskan bahwa ia suka tempat – tempat yang suasananya seperti
pegunungan, “yang suasana pegunungan gitu, yang sejuk, dan udaranya bersih.”
Saat saya tanyakan pendapat Pak Adhie tentang Kebun Raya Bogor, ia mengaku
bahwa ia sangat menyukai Kebun Raya, “saya suka kok disini, memenuhi keinginan
saya lah, aksesnya juga mudah banget, tapi kurangnya di dalem sini susah banget
cari makan sama minum, terus ada sewa sepeda tapi ngga dikasih tahu tempatnya
dimana, di map-nya juga ngga ada keterangannya sama sekali, polos doang,”
ujarnya sambil menunjukkan peta yang tidak ada keterangannya.
No comments:
Post a Comment