Rabu, 30 September 2015 di Taman Topi, Bogor, saya menghampiri seorang bapak yang sedang duduk di ayunan bersama anaknya, saat saya hampiri untuk melakukan wawancara mengenai leisure time, bapak itu terlihat ragu pada awalnya, ia beralasan bahwa ia tidak begitu mengerti bagaimana cara di wawancara, namun setelah saya sedikit membujuknya, ia pun akhirnya setuju untuk di wawancara.
Bapak itu bernama Marsono, ia berusia 41 tahun dan memiliki 2 orang
anak laki – laki. Pada saat itu, ia hanya bersama anak bungsunya, sedangkan
istri dan anak sulungnya berada di rumah, “iya, mbak, ini anak saya, yang bontot, kalau yang besar di rumah sama
istri, jaga warung,” ujarnya. Pak Marsono bertempat tinggal di Citayam, Depok.
Siang itu, ia sedang menemani anaknya bermain ayunan di Taman Topi. Tidak hanya
anaknya, Pak Marsono juga sedang berayun – ayun di ayunan tersebut, dan
wajahnya pun terlihat sama senangnya seperti anaknya.
Saat saya menanyakan kapan ia biasanya memiliki waktu luang, Pak
Marsono menjawab waktu luangnya adalah saat ia sedang tidak berjualan di warung
atau saat warung tutup, “kalo ini kebetulan anak saya minta jalan – jalan habis
lebaran, jadi istri saya yang jaga warung, saya nemenin ini, si bontot,” ujarnya sambil menunjuk ke
anaknya. Saat ditanya apa yang biasanya ia lakukan untuk mengisi waktu
luangnya, Pak Marsono berkata, “wah, apa ya mbak, saya sih apa aja, yang penting
sama keluarga, soalnya kan saya hampir selalu sama mereka, di warung, di rumah,
jadi ini pergi cuma berdua aja rasanya ada yang ngganjel gitu ninggal istri sama kakaknya dirumah.” Ia juga
menjelaskan bahwa ia sangat menyayangi keluarganya, “gimana ya mbak, istri saya
jaga warung kok saya sama anak jalan – jalan,” ungkapnya sambil menunjukkan
raut wajah sedih karena kali ini ia tidak dapat meluangkan waktu luangnya
bersama seluruh keluarganya. Saat saya mencoba menggali lebih dalam arti
keluarga bagi Pak Marsono, ia menjawab, “keluarga ya nomor satu, mbak, saya
susah, seneng, mereka selalu ada sama saya,” ujarnya.
Saat saya menanyakan mengapa memilih Taman Topi sebagai tempat
tujuannya hari itu, Pak Marsono berkata, “Taman ini deket dari stasiun, mbak,
jadi ngga perlu naik angkot lagi, masuknya murah lagi, jajanannya juga ngga
mahal kalau anak saya minta minum atau cemilan, terus dari rumah saya cuma
beberapa stasiun langsung sampai, kereta-nya juga murah, pakai AC lagi, adem.”
Saat saya menanyakan apakah ada alasan lain selain karena jarak dan harga, Pak
Marsono berkata, “disini adem, mbak, bisa duduk – duduk, banyak mainannya buat
anak saya, saya seneng aja kalo liat anak main – main, saya juga sekalian
ngelepas capek, santai – santai.” Saat saya menanyakan apakah ada tempat lain
selain Taman Topi yang pernah ia kunjungi di Bogor, ia menjawab bahwa Kebun
Raya Bogor merupakan tujuan yang cukup ia suka, “Kebun Raya mbak, saya suka
banyak pohon gede – gede, adem banget, lebih bersih dari sini, cuma harganya
lumayan lebih mahal,” ungkapnya.
No comments:
Post a Comment