Rabu, 30 September 2015 di Taman Topi, Bogor, saya melihat seorang
wanita sedang duduk berteduh di bawah tempat yang sejuk. Wanita itu berambut
ikal dengan kulit sawo matang itu sedang menikmati sekotak minuman sambil asyik
menatap smartphone-nya. Saat saya hampiri untuk wawancara, ia langsung bersedia
sambil berkata, “wah kebetulan, boleh deh, mumpung nunggu temen nih.”
Sebelum wawancara dimulai, kami sempat berbincang – bincang terlebih
dahulu. Dari perbincangan itu, saya mengetahui bahwa wanita tersebut bernama
Yeni. Yeni berumur 31 tahun dan bekerja di bidang marketing di sebuah perusahaan
swasta di daerah Depok. Pekerjaannya sebagai seorang marketing officer
membuatnya harus beraktfitas di luar kantor untuk menemui client – clientnya.
Saat ditanya mengenai leisure time-nya, ia mengatakan, “ya itu,
leisure time saya ya pas di sela – sela waktu ketemu client, atau kalo sudah
selesai semua meeting ya saya ngga ada kerjaan lagi ya itu leisure time-nya,
mbak.” Saat ditanya mengenai hal – hal yang ia suka lakukan saat leisure time,
Yeni mengatakan bahwa berkumpul dengan teman yang sesama marketer merupakan hal
yang paling ia sukai dan wajib untuk dilakukan, “sahabat saya orang marketing
juga, cuma beda kantor, kalau ada waktu luang saya sering banget ketemu mereka,
selain lepas kangen sekalian sharing masalah kerja, misalnya minta koneksi ke
mereka juga bisa,” ungkapnya sambil menjelaskan bahwa sahabat yang ia maksud
adalah orang yang sedang dia tunggu, “saya sebisanya waktu luang itu jangan
sampai sia – sia, jadi saya lakukan hal – hal yang bisa membantu pekerjaan
saya, apalagi bisa menambah penghasilan, jangan cuma ngeluarin uang terus, ha
ha ha, contohnya sharing sama teman masalah kerja, bisa dapet ilmu baru, info
klien, dan sebagainya,” lanjut Yeni.
Saat ditanya mengenai hal apa yang membuatnya datang ke Taman Topi, ia
mengatakan bahwa Taman Topi merupakan tempat yang cocok untuk bertemu dengan
teman – temannya, “saya kesini sudah sering banget! Deket stasiun, jadi titik
kumpul banget lah! Masuknya juga ngga mahal, tamannya lumayan sejuk, beda
banget sama Jakarta atau Depok, didepan juga banyak makanan, lumayan murah
lah,” ungkapnya. “lagian kalau disini mau duduk doang juga ngga apa – apa,
kalau di restaurant harus beli makan minum, udah gitu ngga bisa ngobrol lepas,
ketawa lepas, kalau berisik nanti saya diusir lagi, ha ha ha.” Katanya sambil
tertawa.
No comments:
Post a Comment